🔮 Pertanyaan Tentang Unsur Unsur Pendidikan
MelvilleJ. Herskovits merumuskan bahwa ada 4 unsur pokok dari kebudayaan, yaitu: Alat-alat ekonomi. Sistem ekonomi. Keluarga. Kekuasaan politik. Unsur-unsur kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski. Bronislaw Malinowski yang merupakan seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi menyebutkan bahwa unsur-unsur kebudayaan yang pokok terdiri
Unsur- unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Multimedia Pembelajaran keseluruhan isi dalam program secara jelas, seperti dimana dapat melihat panduan, atau bagaimana untuk menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Eduprisma adalah sebuah halaman yang menyajikan berbagai informasi mengenai pendidikan dan berbagai fenomena yang
TugasPertanyaan dan Jawaban tentang Materi Debat. Irfan Afrinal99 09/03/2017 Tugas Siswa No Comments. Hal 182. 1. Sebutkan unsur-unsur dalam teks debat! Jawab: Unsur-unsur dalam teks debat yaitu: a) Mosi adalah suatu isu yang sedang diangkat dan dibahas dalam sebuah debat. b) Tim afirmasi adalah tim yang mendukung isu debat yang sedang diangkat.
MenurutUU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
EDUMAT: Jurnal Pendidikan Matematika ISSN: 2338-2759 (print) nyaan-pertanyaan untuk pendalaman pema-haman terhadap pola jawaban siswa. Tabel 1 Soal-soal penalaran analogi tentang unsur-unsur dan luas kubus. Indikator: Menemukan kesamaan unsur-unsur kubus.
Artikeltentang Debat meliputi pengertian, unsur, ciri-ciri, tujuan, jenis / macam-macam debat, etika atau norma dalam berdebat, serta pandangan agama islam tentang debat. Merupakan debat yang bertujuan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu dan yang lainnya berhubungan erat, yang menyebabkan para individu yang ditanya menunjang
Postedby Pendidikan Dan Pengajaran on. Pengertian dan Hakikat Inovasi Pendidikan. Perubahan dan inovasi keduanya sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Tetapi inovasi berbeda dari perubahan, karena dalam inovasi dalam unsur kesengajaan. Pembaharuan misalnya dalam hal pembaharuan kebijaksanaan pendidikan mengandung
Postedby Pendidikan Dan Pengajaran on. Unsur-unsur Disiplin dalam Pendidikan. Dengan adanya disiplin diharapkan pendidik mampu mendidik siswa agar berlaku sesuai dengan standart kelompok sosialnya (sekolah), Hurlock EB dalam bukunya "Psikologi Perkembangan", menjelaskan bahwa ada empat unsur dalam membentuk disiplin yaitu : 1.
Debatini berlangsung dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang hubungan dengan topik bahasan. Sehingga, setiap peserta yang diberi pertanyaan dapat menentukan apakah akan mendukung atau melawan. Itulah di antaranya penjelasan mengenai unsur-unsur debat berikut ciri-ciri hingga macam-macam debat. Semoga bermanfaat dan bisa menambah
Paragraf- Pengertian, Unsur, Syarat, Fungsi, Ciri, Jenis, Struktur, Contoh : Didalam sebuah buku tentang apa pun itu pasti anda akan menemukan paragraf setiap tulisan-tulisan yang ada dibuku. Tapi tahukah anda apa yang dimaksud dengan paragraf ??? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini akan membahas tentang pengertian
KEWIBAWAAN 8. PERMASALAHAN PENDIDIKAN NASIONAL. 5. UNSUR UNSUR PENDIDIKAN. Unsur-unsur pendidikan adalah semua unsur yang harus ada di dalam proses pendidikan, yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi. 1. Subjek yang dibimbing (Peserta Didik). Peserta didik merupakan subjek didik yang harus dibimbing oleh pendidik.
Setelahsaya melihat film ini saya beranggapan bahwa film Tanda Tanya ini memiliki potensi untuk menggugah hati seluruh penontonnya, dikarenakan film ini memiliki unsur-unsur konflik yang lebar luas dan terkait satu sama lain. Mulai dari Agama, Ras, suku, dan lain-lain. Film ini memiliki nilai-nilai seperti nilai hiburan. Nilai hiburan adalah
J9TPkdo. 1. Uraikan dan jelaskan setiap unsur-unsur pendidikan yang anda ketahui ! Jawab Unsur-unsur pendidikan yang saya ketahui adalah sebagai berikut Peserta didik adalah subjek didik dalam proses pendidikan. Peserta didik sering disebut juga siswa/i, murid, ataupun pelajar. Peserta didik telah dianugerahi potensi fisik dan psikis sejak lahir. Dan potensi-potensi itu harus dikembangkan menjadi potensi yang berguna untuk kedepan nya. Setiap peserta didik memiliki keunikan karakter masing-masing. Setiap fase yang dialami peserta didik itu berbeda-beda. Dan setiap fase itu akan mengalami peningkatan. Sehingga akan membuat peserta didik itu mengalami proses kedewasaan. Selain itu peserta didik juga membutuhkan bimbingan individual dan manusiawi untuk bisa menghadapi semua permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan ini. Pendidik adalah seseorang yang bertugas untuk mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Pendidik juga sering disebut guru atau dosen. Pendidik juga harus mempunyai sikap kewibawaan dan tanggung jawab. Karena pendidik harus bisa menjadi tauladan yang baik untuk peserta didik. Selain itu pendidik juga harus bisa merealisasikan cita-cita dan pandangan hidupnya secara konkret kedalam kehidupan sehari-hari melalui tingkah laku dan perbuatannya. Pendidik juga merupakan pendukung norma-norma yang ada dan harus bisa mentransformasikanny kepada peserta didik. Karena peserta didik membutuhkan bimbingan, perlindungan, bantuan dari pendidik. Peserta didik akan senang apabila memiliki seorang pendidik yang memiliki rasa kasih sayang, peduli, perhatian, ketulusan dalam mendidik dan melindungi para peserta didik dari berbagai hal yang kurang baik. Jadi, pendidik harus memiliki sifat-sifat tersebut. - Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dengan Pendidik Interaksi edukatif antara peserta didik dengan pendidik adalah suatu proses hubungan komunikasi tentang pendidikan yang terjadi secara langsung antar pendidik dan peserta didik. Proses ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para peserta didik. Materi pendidikan tidak hanya sebatas materi inti saja, tetapi juga ada materi muatan lokal. Materi inti adalah materi tentang pengetahuan akademik. Contohnya yaitu pelajaran bahasa inggris, matematika, sosiologi, sejarah, dan lain-lain. Sedangkan materi lokal adalah materi yang membahas tentang kemampuan non akademik. Contohnya ekstrakurikuler, kerajinan, tata boga dan lain-lain. Materi-materi itu diberikan kepada para pendidik dengan tujuan untuk membuat para peserta didik memiliki ilmu pengetahuan yang luas, dan juga memiliki kemampuan yang trampil dalam segala bidang. - Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan Konteks yang dapat mempengaruhi pendidikan terbagi mejadi dua bagian yaitu Alat dan metode merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Karena keduanya saling berhubungan satu sama lain. Alat merupakan penunjang dari metode yang digunakan. Sedangkan metode adalah cara pembelajaran yang harus didukung dengan alat-alat tersebut. Alat pendidikan terbagi menjadi dua bagian yaitu preventif dan kuratif. Yang dimaksud dengan preventif adalah pencegahan. Pencegahan itu betujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Misalnya larangan tentang berbuat kasar, batasan tentang pergaulan, peringatan untuk tidak merokok dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud kuratif adalah memperbaiki. Misalnya ajakan untuk berbuat kebaikan, dorongan untuk menjadi lebih baik, motivasi untuk bangkit dari kesalahan ataupun kegagalan dan lain-lain. Dalam proses pendidikan, pendidik diharapkan untuk tidak pernah berbuat kasar dengan menggunakan fisik maupun psikis. Karena itu akan menimbulkan trauma kepada peserta didik. Dan bahkan, peserta didik tidak akan menyadari kesalahannya apabila diperlakukan kasar. Mungkin mereka akan melawan dan akan terus-menerus berbuat kesalahan yang sama dengan sengaja. Kaena pada dasarnya, peserta didik itu masih membutuhkan bimbingan, kasih sayang, dan perlindungan dari pendidik. ü Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan terbagi menjadi tiga bagian yaitu Keluarga merupakan pusat utama dalam pendidikan. Karena keluarga memiliki hubungan sedarah. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan keluarga besar terdiri dari kakek, nenek, kakak/adik ipar, paman, bibi dan lain-lain. Fungsi dan peranan keluarga sangat penting dalam pendidikan. Karena suasana kehidupan keluarga merupakan tempat sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga itu merupakan tempat pendidikan yang sempurna dalam pembentukan kepribadian yang utuh, bukan hanya untuk kanak-kanak tetapi juga bagi para remaja. Sekolah merupakan suatu sarana yang sengaja dibuat untuk melaksanakan pendidikan agar tercapai secara optimal. Karena tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Disekolah, peserta didik diajarkan untuk menanamkan budi pekerti yang baik, menulis, membaca, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Selain itu sekolah juga memberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan lain sebagainya. Masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu ü Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan. ü Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat. ü Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang by design, maupun yang dimanfaatkan utility. 2. Perbedaan karakteristik pada peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dipahami oleh pendidik. a. Perbedaan dalam hal apa saja yang harus diketahui dan dipahami oleh pendidik ? Jelaskan ! Jawab Perbedaan-perbedaan peserta didik yang harus diketahui oleh pendidik adalah sebagai berikut ü Perbedaan vertikal yaitu perbedaan pada segi fisik setiap individu. Misalnya tinggi-sedang-pendek, gemuk-sedang-kurus, sehat-tidak sehat dan lain sebagainya. ü Perbedaan horizontal yaitu perbedaan pada segi psikis dan sosial setiap individu, Misalnya Kemampuan, bakat, minat, emosi, hasil belajar dan lain sebagainya. Perbedaan individu diatas dipengaruhi oleh 1 faktor keturunan bakat dan 2 faktor lingkungan. Perbedaan ini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh pendidik karena perbedaan ini dapat digunakan oleh pendidik untuk menentukan metode belajar yang tepat dalam proses belajar mengajar dikelas. Pendidik haruslah teliti dalam mencari dan menemukan perbedaan yang ada pada siswa, terutama perbedaan-perbedaan yang menonjol. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar dan dalam memberikan pelayanan terhadap siswa agar mampu menemukan dan mengembangkan potensi yang ada dimiliki oleh siswa. b. Bagaimana cara menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, agar pendidik dapat menghargai setiap karakteristik peserta didik yang ada dikelas ? Jawab Setiap peserta mempunyai otak yang unik dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik kemampuan, minat dan bakatnya. Untuk menghargai keunikan dan perbedaan tersebut adalah dengan cara menghargai adanya perbedaan gaya belajar. Pendidik dalam pembelajaran harus mengetahui dan memahami keunikan dan perbedaan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru bisa memberikan sebanyak mungkin pendekatan gaya belajar. Sehingga dalam pembelajaran pendidik tidak hanya berada di kelas saja karena ada peserta didik yang gaya belajarnya suka belajar dengan berinteraksi, bereksplorasi dan mengobservasi seperti kunjungan ke lapangan, situasi-situasi nyata dan eksperimen. Selain itu pendidik juga bisa menerapkan budaya bertanya didalam proses belajar mengajar. Agar para peserta didik terlatih untuk bertanya dan bisa menimbulkan sikap kritis. Jadi, pendidik harus menerapkan metode belajar yang berbeda setiap pertemuannya. Karena dengan seperti itu, para peserta didik tidak akan merasa bosan dan pendidik juga akan mengetahui serta bisa menghargai perbedaan karakteristik para peserta didik. Disamping itu juga, akan tercipta keadilan bagi para peserta didik dalam proses belajar mengajar. 3. Perkembangan IPTEK Ilmu Pengetahuan Teknologi, globalisasi dan perkembangan arus informasi yang semakin cepat menentukan sosok masyarakat masa depan. Bagaimana seharusnya pendidikan itu dirancang untuk mengantisipasi hal tersebut ? Jawab Berikut ini adalah beberapa upaya pendidikan untuk mengatasi perkembangan IPTEK, globalisasi, dan perkembangan arus informasi yang semakin cepat ü Memberikan bekal ilmu agama yang lebih. Sehingga memperkuat iman para peserta didik. Dan para peserta didik juga akan tau mana hal yang baik dan yang buruk dalam penggunaan teknologi yang semakin lama akan semakin canggih. ü Pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri. ü Pemberian dukungan bagi perkembangan bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh. ü Memberikan pembekalan ilmu pengetahuan tentang teknologi. Agar para peserta didik tidak buta sama sekali dengan alat teknologi. 4. Belakangan ini penyelenggaraan UN Ujian Nasional telah menjadi sorotan publik. Hal ini menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat. a. Jelaskan analisa anda, dilihat dari segi kekurangan dan kelebihan dari penyelenggaraan UN ! Jawab Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan dari penyelenggaraan UN ü UN dapat menggambarkan indikator kondisi pendidikan di Indonesia secara umum, artinya lembaga pendidikan internasional UNESCO dll dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia melalui UN. ü UN dapat memacu sekolah, dinas pendidikan Provinsi dan Kab/Kota untuk berkompetisi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. ü UN dapat memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga guru senantiasa meningkatkan kompetensinya untuk menuju guru yang professional. ü UN juga dapat memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mampu meraih nilai UN yang tinggi. Artinya disini dengan dilaksanakannya UN dapat membelajarkan siswa sehingga mampu berkembang secara optimal dalam mengembangkan potensinya. ü Standar nilai UN sama di seluruh Indonesia, sementara kondisi baik sarana prasarana, guru, input siswa di setiap daerah terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Contohnya persamaan antara sekolah yang berada dikota besar yang sudah banyak memenuhi standar baik dari segi sarana, prasarana, guru dan lain-lain dengan sekolah-sekolah yang ada didesa terpencil yang masih jauh dari kata layak. ü Dengan dilaksanakannya nilai UN sebagai syarat kelulusan akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena UN masih dijadikan standar apakah pendidikan di suatu sekolah itu berkualitas atau tidak. Tingginya nilai UN di sekolah atau daerah masih dianggap sebagai gambaran kualitas pendidikan disekolah/daerah tersebut. Hal ini akan mendorong sekolah/daerah melakukan kecurangan UN. ü Pemanfaatan Anggaran Dana yang mubadzir sia-sia. Pelaksanaan UN menghabiskan dana yang tidak sedikit baik dari perencanaan, pelaksanan UN misalnya pencetakan naskah soal, pengawalan naskah soal, kepengawasan, tim independen, dan lain lain. Sementara hasil yang dicapai UN tidak mampu menjamin gambaran pencapaian kompetensi peserta didik yang sebenarnya sesuai dengan tujuan UN itu sendiri. ü UN merupakan penilaian yang sifatnya temporal sesaat dan hanya menilai 1 aspek saja, namun menentukan kelulusan. Hal ini bertentangan dengan penilaian berbasis kelas PBK yang menitikberatkan penilaian selama proses pembelajaran yang seharusnya lebih menentukan syarat kelulusan karena dilaksanakan secara kontinu. Menurut analisa saya, penyelenggaraan UN di Indonesia harus lebih dipertimbangkan lagi. Karena ditinjau dari segi kelebihan dan kelemahannya UN terdapat banyak hal-hal yang akan menimbulkan hal-hal negatif. Seperti kecurangan dalam mengisi naskah soal, membuat para peserta didik takut menghadapi ujian dan lain-lain. Karena ujian merupakan penentuan kelulusan para peserta didik. b. Menurut anda, bagaimana sistem pendidikan yang sesuai di Negara ini ? Jawab Sistem pendidikan yang sesuai di Indonesia yaitu sebuah sistem yang mampu membangkitkan vitalitas murni sebagai manusia merdeka, mandiri, berprestasi, aktif dan kreatif serta produktif. Tuntutan kepemilikan ilmu pengetahuan teknologi menuntut mental yang berbeda jauh dengan karakter bangsa yang berkebudayaan santai. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan mental disiplin sendiri, yang berakar pada etos kerja. Oleh karena itu, strategi dan program pendidikan sejak awal bagi bangsa Indonesia semestinya lebih mengutamakan mengubah mental santai itu. Agar setiap murid menjadi manusia yang berkualitas. Karena memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang terlatih, semangat yang kuat, serta displin yang tinggi. Selain itu, seharusnya pemerintah tidak boleh menyamakan nilai-nilai akademik disetiap sekolah. Sudah sama-sama kita ketahui, bahwa setiap sekolah yang ada di indonesia ini memiliki sarana, prasarana, serta mutu yang berbeda-beda. Ada yang memiliki semua itu dengan kualitas yang baik, namun ada pula yang kurang baik. Jadi, saya pikir sistem yang ada di indonesia saat ini belum layak dikatakan adil. Untuk mewujudkan keadilan itu, pemerintah seharusnya bisa mengerti dan memahami perbedaan-perbedaan disetiap sekolah. Disamping itu, perlu juga dilaksanakan kebijaksanaan untuk mengurangi jurusan bidang studi yang tidak relevan dan fungsional supaya tidak terjadi pemborosan dana yang terus menerus. Dana yang dihemat itu dapat digunakan untuk meningkatkan mutu sarana perguruan tinggi yang banyak jumlahnya seperti dewasa ini tidak menunjukkan tingginya tingkat kecerdasan dan ilmu pengetahuan serta kebudayaan bangsa Indonesia, yang selalu dinilai ialah mutu dari hasil produknya.
JAWABANI. Evaluasi Pendidikan mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, tulislah Tes 1. Fungsi Untuk KelasØ Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. Diagnosis yang sebenarnya terhadap kesulitan belajar dilakukan dengan metode uji standar yang membandingkan tingkatan kemampuan seorang anak terhadap anak lainnya yang dianggap normal. Hasil uji tidak hanya tergantung pada kemampuan aktual anak, tetapi juga reliabilitas pengujian itu serta kemampuan sang anak untuk memerhatikan dan memahami pertanyaannya. Masing-masing tipe LD Learning Disorder / Gangguan belajar didiagnosis dengan cara yang sedikit berbeda. Untuk mendiagnosis kesulitan berbicara dan berbahasa, ahli terapi wicara menguji cara pelafalan bunyi bahasa anak-anak, kosakata, dan pengetahuan tata bahasa serta membandingkannya dengan kemampuan anak sebaya mereka yang normal. Sehubungan dengan gangguan kemampuan atau perkembangan akademis yang mencakup membaca, menulis, dan matematika, maka pengujiannya dilakukan dengan metode uji standar. Kita perlu memperhatikan bahwa penanganan gangguan belajar itu sangatlah berbeda dengan upaya mengejar ketertinggalan pelajaran di Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian. Celah antara Bakat dan pencapaian yang dimiliki siswa akan terlihat melalui tes. Jika Hasil tes yang diperoleh tinggi, hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki bakat dibidang tersebut. Sehingga celah antara bakat dan pencapaian akan terlihat tipis atau Menaikkan tingkat prestasiDengan melakukan tes, akan meningkatkan prestasi siswa. Karena dengan adanya tes, setiap siswa akan dituntut untuk belajar lebih dalam supaya memperoleh hasil yang bagus. Disamping itu menjadi pendorong untuk berprestasi karena bersaing dengan siswa Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompokTes bisa digunakan untuk mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa memiliki kemampuan lebih rendah dari siswa lain yang menyebabkan rendah diri. Dalam memberikan pembelajaranpun lebih mudah karena siswa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman kemampuan yang dilihat dari hasil tes. Ø Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara hasil tes yang diperoleh siswa memungkinkan untuk merencanakan kegiatan proses belajar mengajar secara perorangan. Topik atau materi yang belum dikuasai oleh siswa antara siswa yang satu dengan yang lain tidak sama, hal ini menjadikan pembelajaran secara perorangan lebih Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khususBimbingan Khusus bisa dilakukan dengan melihat hasil tes yang diperoleh siswa. Siswa yang memiliki nilai dibawah KKM memerlukan bimbingan khusus agar bisa menyesuaiakn ketertinggalan dengan siswa lain di kelas. Siswa yang sudah memperoleh hasil bagus atau di atas KKM juga perlu mendapatkan bimbingan khusus dalam pembelajaran dalam bentuk pengayaan. Hal ini sangat penting agar siswa tidak hanya berhenti belajar pada pencapaian kompetensi tersebut, akan tetapi terus mengembangkan kemampuannya secara Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anakTingkat pencapaian belajar pada anak diperoleh melalui proses tes. Siswa yang memperoleh hasil tes baik artinya sudah menunjukkan pencapaian dalam belajar. Namun siswa yang memperoleh hasil belajar kurang baik menunjukkan pencapaian belajarnya belum tuntas dan perlu diperbaiki untuk kebaikan diwaktu Fungsi Untuk BimbinganØ Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak merekaArah pembicaraan antara orang tua dengan pendidika mengenai anak mereka mengacu pada hasil tes belajar yang diperoleh siswa. Ini merupakan fungsi tes sebagai bimbingan, baik yang memiliki hasil tes yang sudah bagus ataupun yang masih kurang bagus. Ø Membantu siswa dalam menentukan pilihanPilihan siswa yang dilakukan berdasarkan hasil tes yang diperoleh. Dalam melakukan pilihan siswa mampu mengukur kemampuan diri, bukan hanya mengedepankan keinginan saja tanpa diimbangi dengan kemampuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu memperoleh pembelajaran yang lebih baik. Dan tidak salah Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusanFungsi tes sebagai bimbingan juga dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan dan pemilihan jurusan yang sesuai dengan bidang yang diminat dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan merupakan langkah awal ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Ini menjadi sangat penting dalam proses pencapaiannya. Ø Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami kesulitan anak3. Fungsi Untuk AdminitrasiØ Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil pencapaian tes yang diperoleh. Sebagai penempatan dalam pembagian kelas yang memberikan petunjuk sebagai Penempatan siswa baru Penempatan siswa baru juga berdasarkan hasil tes yang salah satu kebijakan yang diambil oleh sebuah organisasi dalam rangka mengelola sistem pengadministrasian lebih Membantu siswa memilih kelompokStategi siswa dalam memilih kelompok, bisa dengan menggunakan hasil tes. Adapun strategi yang diterapkan bisa dengan menggabungkan antara siswa yang memiliki kemampuan lebih dengan yang kurang agar menjadi tutor sebaya. Atau bisa dengan menggunakan hasil tes yang homgen/ Menilai kurikulum. Evaluasi dapat memberikan penilaian terhadap kurikulum dan memberikan informasi untuk mengembangkan program Memperluas hubungan masyarakatØ Menyediakan informasi untuk badan-badan lainII. Jelaskan makna dari evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen serta apa hubungannya satu dengan yang Makna EvaluasiMenurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran John M. Echols dan Hasan Shadily 1983. Stufflebeam, dkk 1971 mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Sementara evaluasi menurut Kumano 2001 merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi 1995 evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution 2001 menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Pendapat senada tentang evaluasi dungkapkan oleh Sridadi 2007 yaitu evaluasi adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya. Allen Philips 1979 1-2 evaluation is a complex term that often is misused by both teachers and students. It involves making decicions or judgements about students based on the extent to which instructional objectives are achieved by 7 them. Evaluasi adalah istilah yang kompleks yang sering disalahgunakan oleh para guru dan siswa. evaluasi melibatkan pembuatan keputusan atau penilaian tentang siswa berdasarkan sejauh mana tujuan instruksional yang dicapai oleh mereka Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Cronbach dalam Harris, 1985 menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. Tayibnapis 2000 dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan Lehman, 1990. b. Makna Tes Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas/seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar Ebel dan Frisbie 1996; Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995. Menurut Riduwan 2006 37 tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu/kelompok. Menurut 1979 1-2 “A test is commonly difined as a tool or instrument of measurement that is used to obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or group”. Test biasanya diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data tentang suatu karakteristik atau ciri yang spesifik dari individu atau kelompok. pengertian lain tentang tes test adalah suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian Jacobs & Chase, 1992. Jawaban yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim 2001 dapat secara tertulis, lisan, atau perbuatan. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian apabila suatu tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Berkaitan dengan dengan tes terdapat beberapa istilah harus dibedakan pengertiannya yaitu antara tes, testing, testee, tester. Testing berkaitan dengan waktu pelaksanaan tes saat pelaksanaan tes. Sementara itu Gabel 1993 menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan tes kepada responden. Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran Subekti & Firman, 1989. Menurut Faisal 1982219, seringkali skor tes ini dipergunakan sebagai satu-satunya indikator dalam menilai penguasaan konsep, efektivitas metode belajar serta aspek lainnya terhadap siswa di dalam praktek pembelajaran. Padahal jika merujuk pada taksonomi Bloom saja terdapat paling tidak tiga aspek yang harus diukur dalam peleksanaan pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak mungkin dapat diukur hanya dengan tes yang pada umumnya hanya bersifat paper and pencil test. Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok. Berdasarkan bentuknya dikenal adanya tes uraian essay test dan tes objektif objective test. Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni tes uraian terbatas restricted essay test dan tes uraian bebas extended essay test. Tes objektif, berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni tes benar salah true-false test, tes menjodohkan mathcing test, dan tes pilihan ganda multiple choice test. Beberapa tipe tes tersebut masih dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis tes berdasarkan ragam dan karakternya. Tes berdasarkan cara melakukannya juga dapat dipilih menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes Makna Pengukuran Menurut Philips 1979 1-2 “a measure is the score that has been assigned on the basis of a test”. Pengukuran adalah skor yang telah ditetapkan atas dasar suatu tes. Sejala denngan pendapat Philips tersebut, Kerlinger yang dikutip Sridadi 2007 juga mengatakan bahwapengukuransebagai pemberian angka-angka pada obyek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu. Sementara menurut Cangelosi 1995 yang dimaksud dengan pengukuran Measurement adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Berkaitan dengan pengukuran prestasi belajar siswa, guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan bagaimana mereka menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution 2001 pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu 1 penggunaan angka atau skala tertentu; 2 menurut suatu aturan atau formula tertentu. Measurement pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif sistem angka sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka Alwasilah et Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli Zainul & Nasution, 2001. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar 2004 menyatakan pengertian pengukuran measurement sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Pengukuran measurement dapat dilakukan dengan cara tes atau non-tes. Amalia 2003 mengungkapkan bahwa tes terdiri atas tes tertulis paper and pencil test dan tes lisan. Sementara itu alat ukur non-tes terdiri atas pengumpulan kerja siswa portofolio, hasil karya siswa produk, penugasan proyek, dan kinerja performance. d. Makna Asesmen Asesmen assessment diartikan oleh Stiggins 1994 sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa outcomes. Sementara itu asesmen menurut Kumano 2001 adalah “The process of Collecting data which shows the development of learning”, asesmen adalah proses pengumpulan data untuk melihat perkembangan belajar. Pendapat lain tentang asesmen dalam kelas dikemukakan oleh Angelo 1991 5 17 „Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught”. Penilaian kelas merupakan metode sederhana yang dapat digunakan fakultas untuk mengumpulkan umpan balik, sejak awal dan sering, untuk mengetahui seberapa baik siswa mereka belajar apa yang mereka diajarkan. Gabel 1993 388-390 mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen alternatif non- tes adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri self assessment, portofolio, observasi, diskusi dan interviu wawancara. Asesmen dalam pelaksanaannya dapat digunakan sebagai sarana untuk memonitor perkembangan belajar siswa, sebagainama yang ungkapkan oleh Wiggins 1984 bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, menurut Popham 1995 asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. Asesmen pada hakikatnya menitikberatkan pada penilaian proses belajar siswa Resnick ,1985. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al. 1994 menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya. e. Hubungan Evaluasi , tes, pengukuran dan 2003 mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins 1993 asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman 2003 lebih berpihak kepada kepentingan evaluator. Yulaelawati 2004 mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi evaluation merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit lebih mikro bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano 2001 asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program Harlen 1982 mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll. Pengukuran, Tes, dan evaluasi dalam pendidikan berperan dalam seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian istilah evaluasi. Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001. Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar Jacobs & Chase, 1992. Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran measurement tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Selain dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas, sementara itu pengukuran measurement tidak selalu menuntut jawaban atau pengerjaan tugas. Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Penilaian bersifat kualitatif. Yulaelawati 2004 menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan9 program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan. Kumano 2001 mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna/pengertian, asesmen dan evaluasi memiliki hubungan. Hubungan antara asesmen dan evaluasi tersebut digambarkan sebagai berikut. Evaluation “to evaluate the data which was collected through assessment” Assessmen “the process of collecting data which shows the development of learning” Aikenhead, Kumano 2001. Menurut Zainul & Nasution 2001 Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. Zainul dan Nasution 2001 menyatakan bahwa guru mengukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi Bagaimana memberikan pengertian tentang Obyek Penilaian Pendidikan dan unsur apa yang terdapat Pengertian Objek PenilaianObjek penilaian evaluasi Yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu. Biasa disebut juga dengan sasaran Penilaian Pendidikan 1. Aspek Kognitif Misalnya, kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama Aspek Afektif Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar3. Aspek Psikomotor Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. B. Unsur-unsur Objek Penilaian Pendidikan1 InputCalon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. 2 KemampuanUntuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude KepribadianKepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau pesonality SikapSikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Sikapi merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude IntelegensiUntuk mengetahui tingkat inteligensi digunakan tes inteligensi di kenal dengan nama tes Binet-Simon. Tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ Intelligence Quotient, tingkat intelektual siswa yang Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara laina Kurikulum/materib Metode dan cara penilaianc Sarana pendidikan/mediad Sistem administrasie Guru dan personal lainnyaIV. Jelaskan,Langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable!Langkah yang harus dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable yakni a. Tahapan persiapan,Pada tahapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun alat evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi 1 Tujuan Pengajaran. Yakni bentuk perilaku yang akan dievaluasi. Bila evaluasi dilakukan secara formatif tujuan pengajaran di samping untuk kepentingan evaluasi, juga dalam rangka pengembangan sistem pengajaran system instructional. Bila evaluasi dilakukan sebagai evaluasi sumatif atau untuk kepentingan diagnostik maupun penempatan, maka perumusan tujuan disesuaikan dengan maksud tertentu. Dalam perumusan tujuan perlu diperhatikan aspek yang akan diukur berdasarkan klasifikasi taxonomi Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat. Dalam hal ini perlu diperhatikan pula penggunaan sumber bahan yang representatif, sehingga dalam mengambil sample bahan yang akan dievaluasikan betul-betul mencerminkan tentang berbagai aspek yang akan diukur. Hal ini terutama sekali berlaku bila bukan evaluasi formatif yang akan Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat dalam Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan Tahapan pelaksanaanEvaluasi formatif dilaksanakan setiap kali dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas terakhir Evaluasi Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif. Evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Jadi, dalam Melaksanakan kegiatan evaluasi harus disesuaikan dengan maksud tertentu. c. Tahap pemeriksaanPenentuan dan pengolahan angka atau skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay ataupun t6es obyektif. Hal ini disamping untuk mempermudah pemeriksaan juga untuk menghindari unsur subyektif dalam memberikan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan masih dalam bentuk angka mentah. Agar kita memperoleh angka masak angka terjabar perlu dilakukan pengolahan dengan menggunakan aturan-aturan tertentu. Untuk menghasilkan angka terjabar ini dasar penentuan angka disesuaikan dengan acuan yang digunakan, apakah aduan petokan ataukah acuan Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Tulislah selengkapnya dan mengapa demikian ?Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenati berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur factor-faktor yang diamati khususnya kecakapan social. Berikut ini beberapa karakteristik dari observasi, yaitu1. Mempunyai tujuan2. Bersifat ilmiah3. Terdapat aspek yang diamati4. PraktisSedangkan secara lebih lanjut, terdapat tiga jenis observasi, yaitu1. Observasi partisipan, dimana pengamat ikut andil dalam kegiatan kelompok yang sedang Observasi sistematik merupakan observasi dengan menggunakan kerangka yang berisi faktor-faktor yang ingin diteliti yang telah dikategorikan terlebih dahulu secara Observasi Eksperimental meupakan observasi dimana pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok yang diamati namun dapat mengendalikanunsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai dengan tujuan observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk mengamati sifat-sifat tertentu dengan langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah1. Merumuskan tujuan observasi2. Membuat kisi-kisi observasi3. Menyusun pedoman observasi4. Menyusun aspek-aspek yang ingin diobservasi5. Melakukan uji coba pedoman observasi6. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba7. Melaksanakan observasi8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasiSama halnya dengan instrument evaluasi yang lain,obsevasi memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan yaituKelemahanØ Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer maupun Masalah yang sifatnya pribadi sulit Apabila memakan waktu lama, akan menimbulkan Observasi cocok dilakukan untuk berbagai macam Observasi cocok untuk mengamati Banyak aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur dengan Pustaka Anas Sudijono. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta Raja Grafindo.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan. Ketika semua unsur pendidikan mengetahui perannya masing- masing, maka ini akan mempermudah dalam menggapai tujuan dari pendidikan tersebut. Namun, sekedar mengetahui bukanlah hal yang dianggap cukup. Kesadaran akan pengaplikasian yang penuh keikhlasan adalah sesuatu yang lebih penting karena dalam mendidik dibutuhkan seorang pendidik yang tangguh dan penuh kesabaran dalam menyalurkan segala ilmu yang ia punya. Semua unsur- unsur dalam pendidikan haruslah saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Ini dikarenakan banyak hal yang dapat mengakibatkan suatu proses pembelajaran. Pada saat ini banyak sekali seorang pendidik yang tidak patuh pada peraturan yang berakibat melemahnya suatu misi untuk mencapai visi secara maksinal. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari pendidikan itu ? 2. Apa sajakah unsur- unsur yang membangun suatu sistem pendidikan ? 3. Apakah tujuan dari pendidikan itu ? 4. Apa yang dimaksud dengan sisitem pendidikaan itu ? C. Tujuan Pembahasan Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat memahami dan mengerti berbagai hal yang membangun dan menyusun suatu sistem pendidikan. Dapat menjelaskan unsur- unsur pendidikan. Mengetahui tujuan dari pendidikan itu sendiri sehingga mampu menerapkan dan mengidentifikasikan pada kehidupan di sekelilingnya masing-masing. Setiap mahasiswa kususnya yang bergerak di program akademik pendidikan lebih memahami berbagai kemungkinan dan segala hal yang dapat terjadi sehingga suatu tujuan dasar dari pendidikan dapat dengan mudah di capai. BAB II PENDIDIKAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Agar Kita Dapat Mengetahui dan Mengerti Pendidikan . Adapun Pengertian Pendidikan Menurut Beberapa Ahli Sebagai Berikut 1. Plato filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.” 2. Aristoteles filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan pada tahun 384 SM-322 SM mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran”. 3. Ibnu Muqaffa salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah mengatakan bahwa “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.” 4. Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M mengatakan bahwa “Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa”. 5. James Mill filosof Inggris, 1773-1836 mengatakan bahwa “Pendidikan itu harus menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa berusaha mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain selainnya.” 6. John Dewey filosof Chicago, 1859 M – 1952 M mengatakan bahwa ” Pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan – peninggalan budaya lama masyarakat manusia.” 7. Jean-Jacques Rousseau filosof swiss 1712-1778 menurutnya “Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa.” 8. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda Ahli ini merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut “Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain” 9. Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959 merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti karakter, kekuatan bathin, pikiran intellect dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. 10. Sedangkan Darnelawati 1994 berpendapat bahwa pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti, pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Dibawah ini di kemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi yang baru lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan – kebiasaan tertentu, larangan – larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal – hal tersebut mengenai banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makanan, istirahat, bekerja, perkawinan, bercocok tanam, dan seterusnya. Pendidikan sebagai pembentukan Pribadi Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap – tahap berkesinambungan prosedural dan sistemik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi lingkungan rumah, sekolah dan nasyarakat . Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran, yaitu pembentukan pribadi yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri zelf vorming . Kedua duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Warga negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara,hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja. Definisi Pendidikan menurut GBHN 1988 GBHN 1988 memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa keoada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat disekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhab pembangunan nasianal dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa B. TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan a. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia Pancasila. b. Tujuan institusianal, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran. d. Tujuan instruksional, yaitu tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan disebut tujuan instruksional umum dan tujuan subpokok bahasan disebut tujuan instruksi khusus. Proses Pendidikan Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolah. Kedua segi ini saling bergantung satu sama lain. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Tujuan utama pengelolaan tersebut yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman yang optimal. C. UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik adalah subjek arau pribadi yang otonom, yang ingin diakui didik memiliki ciri – ciri yang perlu dipahami pendidik a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas b. Individu yang sedang berkembang c. Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri Pendidik Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan kekuasaan batin mendidik dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan . Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dengan Pendidik Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Materi / Isi Pendidikan Dalam sistem pendidikan persekolahan,meteri telah diramu dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Konteks Yang Mempengaruhi Pendidikan a. Alat dan Metode Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu 1 Yang bersifat Preventif, yaitu mencegah terjadinya hal – hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman. 2 Yang bersifat Kuratif, yaitu memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman. b. Lingkungan Pendidikan Biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. D. SISTEM – SISTEM PENDIDIKAN Sistem diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen – komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing – masing, tetapi secara fungsi komponen – komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan. Proses dan Tujuan Sistem Pendidikan Sistem Pendidikan memproses masukan mentah dengan menggunakan instrumental sehingga menjadi keluaran,yaitu keluaran inilah yang akan menjadi tujuan dari sistem ini memberikan arah pada kegiatan sistem, yang memproses masukan mentah. Keterkaitan antara Pengajaran dan Pendidikan Istilah pengajaran dan pendidikan itu berbeda, tetapi sulit untuk dipisahkan. Berikut adalah perbedaan antara pengajaran dengan pendidikan Pengajaran instruction Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang / program tertentu seperti pertanian, kesenian, dan lain – lain. Memakan waktu relatif pendek Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis Pendidikan education lebih menekankan pada pembentukan manusianya penanaman sikap dan nilai – nilai Memakan waktu relatif panjang Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi BAB III KESIMPULAN Pendidikan adalah Suatu Konsep dasar yang bersifat atu bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum maupun pribadi. dengan struktur, arahan, sarana dan prasarana yang telah terencana sehingga mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat dihasil kan suatu serapan materi yang penting. Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan dan ketulusan hati sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara terbuka. Jadi Pendidikan itu adalah sesuatu Hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani. DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja,Umar., Sulo.2010.pengantar Cipta Makalah pengantar pendidikan “pendidikan dan unsur-unsur pendidikan” Disusun oleh KELOMPOK III Nama Atika 2013 122 017 Sari Purwanti 2013 122 018 Ruspitasary 2013 122 019 Renni Yohana 2013 122 020 Puspasari 2013 122 021 Helze Mandora 2013 122 022 Lestia Pranata 2013 122 023 Reni Tania 2013 122 024 Semester 1 A Program studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Dosen Dan Ahmad Lubias, UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”PENDIDIKAN DAN UNSUR – UNSURNYA”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Universitas PGRI Palembang dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Palembang, 3 Oktober 2013 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………. DAFTAR ISI PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Pendidikan sebagai Pembentukan Pribadi Pendidikan sebagai Penyiapan Warga Negara Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Definisi menurut GBHN B. TUJUAN DAN PROSES PENDIDIKAN Tujuan Pendidikan Proses Pendidikan C. UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN Peserta Didik Pendidik Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dengan Pendidikan Materi / Isi Pendidikan Konteks yang Mempengaruhi D. SISTEM-SISTEM PENDIDIKAN Proses da Tujuan Sistem Pendidikan Keterkaita antara pengajaran dan pendidikan KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
pertanyaan tentang unsur unsur pendidikan